Mungkin bagi sebagian kita kalimat berikut sudah basi atau tidak luar biasa lagi.
"Bawakan aku sepuluh pemuda dan aku akan menggoncang dunia."
Kalimat itulah --maaf kalau redaksinya keliru-- yang pernah menggemparkan Indonesia dengan membakar semangat perjuangan para pemudanya. Kalimat itulah yang membuat nyali para penjajah menciut kusut. Kalimat itulah yang menjadi awal pengambalian rasa percaya diri Bangsa Indonesia. Ya, kalimat itu diucapkan dengan lantang oleh Bapak Proklamator kita, Soekarno.
Yakinlah bahwa ia mengatakannya tidak semata-mata karena ia adalah seorang presiden, akan tetapi berdasar atas keyakinannya bahwa yang bisa memperbaiki keadaan dan yang diandalkan untuk melakukan perubahan adalah KAUM MUDA.
Keberadaan kaum muda sedikit banyak menimbulkan warna dalam perjalanan "karir" suatu bangsa. Di Irak, Afganistan, dan Pakistan tentara Amerika takut terhadap aksi anarki dan bom bunuh diri dari gerilyawan yang hampir semuanya terdiri dari kaum muda setempat. Di Jepang perdana menteri terpilih karena dianggap keren oleh sebagian besar anak muda negerinya. Di masa awal dakwah terang-terangan Nabi SAW, yang ada di garda depan barisan dakwah bersama Nabi SAW adalah para pemuda Muhajirin. Semua tentang kaum muda. Pergerakannya, penentangannya, pemberontakannya, perubahan yang ditimbulkannya.
Saat ini...?
Ya! Dunia sebentar lagi (Atau mungkin sudah sejak dulu) dikuasai oleh kaum muda, secara langsung atau tidak, sadar atau tidak.
Ada istilah "The Agents of Change". Entah siapa yang pertama memperkenalkan istilah ini. Yang jelasnya, sangat logis jika kita, para kaum muda, menjadi "dalang" atas semua perubahan yang akan terjadi. Kita bisa melihat sekarang bahwa kaum muda negeri ini sudah mulai "menggeliat" mencari celah untuk memperbaiki bangsa. Atau belum?
Yang jelasnya, apa yang kita fikirkan sebagai kaum muda saat ini adalah bentuk ekspresif kita atas penggunaan potensi yang balum terbatas dan fikiran yang masih seluas cakrawala.
Tidak usah buru-buru untuk mengubah dunia, karena belum tentu diri kita siap. Tidak perlu hal-hal besar yang kita kejar. Hal-hal kecil di kampus, di komunitas, bahkan di kos-kosan bisa menjadi ladang kita untuk menjadi agents of change.
Kita menganggap diri kita aktivis, itu tidak salah. Tapi, apakah dengan begitu kita sudah puas? Apa parameter yang kita pakai untuk memasang label "aktivis kampus" pada diri kita? Perubahan apa yang telah kita buat?
Satu ungkapan oasis dari Kahlil Gibran: "Orang yang maju bukanlah yang memperbaiki apa yang ada sekarang, akan tetapi yang menggapai apa yang belum ia harus gapai."
Jangan menunggu esok untuk berbuat baik. Jangan menunggu orang lain untuk melakukan perbaikan. Bukankan ibadah yang disegerakan itu yang paling mulia?
Sebenarnya, apa yang menjadi kekhawatiran sebagian dari kita selama ini adalah (hanya) menganggap bahwa ini adalah hal yang "sepele", yang hanya dilakukan pada saat kita "mood", yang menganggap bahwa "ah, orang lain pasti sudah melakukannya dan aku tidak usah.".
Sobat, satu logika sederhana yang pernah diucapkan oleh anak SD.
"Bukankan dua otak lebih baik daripada satu otak?"
Bersama-samalah. Bekerja samalah!
Seorang pemimpin sekelas Soekarno sekalipun masih bisa diculik dan diasingkan oleh sekelompok pemuda. Ya, SEKELOMPOK pemuda. Bukan satu pemuda. Merekalah Chairul Saleh cs, pemuda-pemuda yang yakin akan tekad dan keyakinan mereka, berbuat sesuatu walaupun dianggap nekat oleh orang-orang. Sekarang kita bisa menganal mereka, menemukan nama-nama mereka di buku-buku sejarah, di arsip nasional, bahkan di tugu-tugu kota seantero bangsa. Itu hanya karena mereka yakin bahwa mereka bisa membawa perubahan.
Janganlah berkilah bahwa kita tidak bisa seperti mereka hanya karena kita berada di masa yang berbeda! Karena esok juga akan seperti itu, seperti 65 tahun silam.
Perubahan yang ada saat ini belum cukup untuk membuat kita hidup puas dan bebas sambil tersenyum bangga 10 tahun dari sekarang. Belum cukup untuk menghapus air mata Ibu Pertiwi, apalagi di sisi-Nya, yang mengajarkan kita untuk selalu menjadi makhluk yang lebih baik setiap hari!
Bismillah, maka inilah awal perubahan kita. Self Revolution for Life.
No comments:
Post a Comment